Bela Sungkawa, Madura United untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Malang

Wecarejatim.com, Pamekasan – Manajemen, ofisial, dan perwakilan suporter Madura United FC menggelar doa bersama dan menghenungkan cipta untuk para korban tragedi Kanjuruhan di kantor klub sepak bola itu di Pamekasan, Minggu malam.

Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu, Ziaul Haq berharap kejadian yang menewaskan ratusan orang tersebut tidak terulang lagi. Ia menyebut jika sepakbola tak boleh ditukar dengan nyawa.

banner pulkada

“Madura United berbela sungkawa atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, dan kami berharap kejadian ini adalah pertama dan terakhir di sepakbola Tanah Air ini,” kata Zia.

Menurutnya, sepakbola hanyalah hiburan yang tak sebanding dengan ratusan nyawa para suporter.

Selain itu, pihaknya juga mendukung penuh pengusutan secara tuntas perihal insiden tetsebut

“Kita semua berduka, ini menambah catatan hitam dalam dunia sepakbola,” ujarnya.

Selain dari perwakilan manajemen, doa bersama dan mengheningkan cipta di kantor klub sepakbola berjuluk ‘Laskar Sape Kerrap’ itu juga dihadiri perwakilan suporter klub, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel) Moh Alwi dan Koordinator Keamanan Satpo Wayono.

Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, serta sejumlah jurnalis dari Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan juga ikut mendoakan dan mengheningkan cipta. Hadirin semuanya menggunakan baju berwarna hitam.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu bermula saat sebagian suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil polisi, barracuda. Sementara beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan lantas diserbu pemain.

Kerusuhan semakin membesar saat ada oknum melempar flare dan benda-benda lainnya. Petugas keamanan berusaha menghalau para suporter, kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.

Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Sementara itu, berdasarkan data terakhir, menyebutkan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 125 orang, sedangkan yang luka dilaporkan sebanyak 323 orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *