Wecarejatim.com, Surabaya – Kaitan dengan kemiskinan ekstrem. Paslon Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak mengklaim telah berhasil menurunan angka kemiskinan ekstrem di Jatim selama lima tahun masa kepemimpinannya.
Berdasarkan data, tahun 2019 kemiskinan ekstrem di Jatim mencapai atau 4,4% setara 1,8 juta. Angka ini berhasil diturunkan Khofifah-Emil di periode pertama sehingga menjadi 0,66% setara 263 ribu per Maret 2024.
Khofifah juga memaparkan komitmennya untuk melaksanakan pemerintahan yang anti KKN dan bersih dari orang dalam. Ia menegaskan bahwa sejak menjabat sebagai Gubernur dan mendapat mandat dari warga masyarakat Jatim, Khofifah-Emil sudah mencanangkan CETTAR.
“Yaitu cepat, efektif, efisien, tanggap, transparan, akuntabel dan responsif sebagai tagline dan ruh tata kelola pemerintahan provinsi Jatim,” katanya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga menjelaskan bagaimana kewenangan hubungan antara pemerintah pusat provinsi dan kabupaten kota. Dari semua sistem yang sudah dilakukan, yang paling sederhana adalah membuat whatsapp group.
Selayaknya ada grup WA antar gubernur se Indonesia yang dipimpin langsung oleh Mendagri, di Jatim Khofifah juga membuat jaringan komunikasi WA grup dengan bupati walikota se Jatim. Namun sayangnya ada satu kepala daerah yang tidak mau untuk masuk dalam grup tersebut.
“Jika ada yang urgen saya biasanya langsung share itu di group bupati walikota. Anytime,” tambahnya.