Wecare Jatim- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura mendatangkan Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Turnisia, Zuhairi Misrawi, Jumat, 4/11/2022 lalu.
Kedatangan dubes tersebut diharapkan menjadi motivasi tersendiri bagi seluruh civitas akademika dalam proses peralihan status IAIN menjadi UIN (Universitas Islam Negeri).
Hal tersebut diungkap oleh rektor IAIN Madura, Syaiful Hadi. Ia mengatakan, Zuhairi Misrawi sangat mendukung penuh terhadap transformasi kampus tersebut.
Dilansir dari KabarMadura.com, Selasa (8/11), Syaiful menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan percepatan rancangan yang dibutuhkan dalam proses transformasi. Yang diharapkan, transformasi tidak hanya berlaku pada status perguruan tinggi, tetapi juga pada seluruh mahasiswa.
Menurutnya, mahasiswa harus memiliki kepribadian dan karakter yang unggul dalam dinamika ilmu pengetahuan.
“Kami juga ada penandatanganan MoU tadi, bagaimana IAIN bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi di Turnisia. Kedua, ada program khusus atas nama Kementerian Agama untuk mengirimkan orang orang terbaik IAIN ke Turnisia dengan tujuan studi, riset ataupun pengabdian,” terang Syaiful, Selasa (8/11/2022).
Sementara itu, Dubes RI untuk Turnisia, Zuhairi Misrawi, mengaku antusias dan mendukung penuh atas transformasi IAIN menuju UIN.
Karena menurutnya, IAIN Madura memiliki perkembangan yang cukup signifikan, baik dari segi infrastruktur, manajemen, ataupun lainnya.
Zuhairi berharap, lahirnya UIN Madura bisa menjadi cikal bakal peradaban dunia, khususnya Madura. Tidak hanya itu, dia juga menekankan transformasi tidak hanya secara substansi, akan tetapi bisa mendorong kualitas pendidikan Madura, mulai dari pengembangan budaya, pembelajaran dan lain sebagainya.
“Saya usulkan namanya itu UIN Syaikhona Kholil. Karena terinspirasi dari beliau. Beliau bisa melahirkan orang hebat-hebat seperti HOS Cokroaminoto, Bung Karno, Kiai Ahmad Dahlan. Nah, di situ saya berharap nantinya UIN ini bisa melahirkan orang hebat pula, untuk menjadi fondasi kebangkitan Madura, kebangkitan pengetahuan, budaya, dan ekonomi,” jelas Zuhairi.
Sebelumnya, awal kedatangan Zuhairi disambut oleh jajaran rektorat IAIN Madura. Selaku rektor, Syaiful memberikan kain batik khas Pamekasan hasil produksi usaha mikro kecil menengah (UKM) dari Wamira Mart. Pemberian batik tersebut sebagai simbol ucapan selamat datang di lingkungan kampus IAIN Madura.
Selain itu, juga sebagai bentuk promosi batik produk Wamira Mart Pamekasan untuk dikenal lebih luas di Turnisia. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memajukan produk UMKM khas Pamekasan.
(Redaksi)