Wecarejatim.com, Bangkalan – Harga minyak goreng di kabupaten Bangkalan, Jawa Timur masih tinggi. Banyak pedagang di Kota Dzikir dan Shalawat tersebut masih memakai harga lama, padahal pemerintah sudah memberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Diketahui, Pemerintah telah menetapkan HET minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter. Sementara para pedagang menjualnya hingga 15 ribu rupiah kepada warga.
Salah satu pedagang minyak goreng di Pasar Tradisional Ki Lemah Duwur, Mustofa menyatakan, minyak goreng yang dijualnya merupakan stok lama (Sebelumnya pemerintah berlakukan HET). Pedagang membelinya berpatokan harga lama untuk menghindari rugi.
“Meskipun begitu saya harus tetap menjual dengan harga pasar saat ini, karena saat saya belanja, harga minyak juga tidak menggunakan harga lama,”kata dia.
Salah satu PKL di Stadion Glora Bangkalan, Jufri memaparkan bahwa harga minyak goreng saat naik drastis. Sebelumnya harga minyak 11.500 di pasar tradisional, sekarang menjadi 14.500. Mau tidak mau para pedagang harus menjualnya melebihi HET, meski konsekuensinya sepi pembeli.
“Jika biasanya 4 liter minyak goreng perhari, kali ini menghabiskan 2 liter perhari, jadi kita harus bisa menggunakan minyak semaksimal mungkin,” kata dia.
Sementara itu, penjual gorengan, Jufri harus mengurangi jumlah produksi jualannya lantaran terkena imbas kelangkaan minyak goreng. Dia mengaku saat ini harga minyak goreng cukup tinggi. Hal itu berdampak pada penghasilannya yang turun hingga 30 persen.
“Untungnya saya jualan telur gulung ini usaha saya sendiri, seandainya saya kerja sama orang lain, mungkin saya sudah berhenti,”kata dia.
Ia berharap pemerintah memberikan solusi terkait kelangkaan minyak goreng. Minyak goreng segera stabil dan diterapkan harga yang sesuai dengan HET. ” Semoga stabil lagi, biar kita jualan tidak dikurangi lagi,”ungkap dia. (Fauzan)