Wecarejatim.com, Jombang – Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pertanian (Disperta) mendukung pengembangan tembakau varietas unggul lokal. Hal ini tidak terlepas dari status daerah berjuluk Kota Santri itu sebagai daerah penghasil tembakau.
Kepala Disperta Kabupaten Jombang, Moh Rony mengatakan, total luas lahan petani yang menanam tembakau di Kabupaten Jombang mencapai 5.593,64 hektare.
“Tidak semua petani menanam tiga varietas lokal unggul Jombang seperti varietas Jinten Pakpie, Manilo, dan Jinten Pakpie 2. Ada juga yang menanam varietas Rejeb dari Tulungagung yang luasnya kurang lebih mencapai 125 hektare yang tersebar di Kecamatan Kudu dan Kabuh bagian timur,” kata Rony, Rabu (7/8/2024).
Lebih lanjut, Rony menjelaskan, bahwa harga tembakau masih belum bisa ditentukan. Hal ini karena pabrikan sebagai konsumen tembakau petani belum buka.
“Perkiraan harga daun basah per kilogram antara Rp 3.000 – Rp 6.000 untuk daun bawah. Diprediksi masih naik hingga mencapai Rp 8.000 per kilogram. Sementara untuk harga tembakau rajangan tahun 2025 diperkirakan tergolong bagus, karena pabrikan masih kekurangan bahan baku tembakau rajangan. Perkiraan antara Rp 40 ribu – Rp 50 ribu per kilogram kering,” ujar Rony.
Untuk mendukung pengembangan varietas tembakau unggul lokal, saat ini pihaknya juga akan melakukan pembinaan dan menyiapkan sarana prasarana sebagai penunjang budidaya tanaman tembakau di Kabupaten Jombang.
“Di antaranya bantuan sarana dan prasarana budidaya, seperti pupuk NPK dan KNO3, hand traktor, rotary, cultivator, alat perajang, alat angkut, pompa air sampai dengan jalan usaha tani,” ucapnya.
Sebagai informasi, beberapa varietas unggul lokal tembakau di Kabupaten Jombang adalah jenis tembakau Jawa, yaitu varietas Jinten Pakpie dan Manilo. Jenis tersebut merupakan varietas unggul lokal milik Kabupaten Jombang yang sudah dilepas oleh Kementerian Pertanian pada 2018 lalu, yaitu varietas Jinten Pakpie, Manilo, dan Jinten Pakpie 2.
Sumber: RRI/Mid