Hukum & KriminalMaduraPamekasan

Uang Warga Pamekasan Ngendap hingga Ratusan Juta, Manajemen SPBU Bindang Tutup Mulut

51
×

Uang Warga Pamekasan Ngendap hingga Ratusan Juta, Manajemen SPBU Bindang Tutup Mulut

Sebarkan artikel ini
(Ilustrasi SPBU)

Wecarejatim.com, Pamekasan – Salah satu pengecer bensin di Desa Sana Tengah, Kecamatan Pasean, Pamekasan Imam Yahya mengaku ditipu oknum pegawai SPBU Desa Bindang Kecamatan Pasean.

Imam terpaksa buka suara lantaran uang titipan masyarakat senilai Rp 170 juta justru lenyap. Dana itu berasal dari sumbangan masyarakat di sekitar SPBU Desa Bindang. Semula, dana itu dipakai oleh Imam untuk kebutuhan pengadaan bahan bakar.

Sayangnya, sejak akhir 2023 lalu, pihak SPBU Bindang tak kunjung melunasi utang pembelian bensin secara bertahap yang dilakukan oleh beberapa oknum karyawannya.

“Ada Muslih, Andi, dan Saniman yang meminjam uang itu dengan mengatasnamakan SPBU. Awalnya akadnya hutang tapi ternyata tidan dibayar. Muaranya saya sendiri yang jadi sasaran masyarakat,” terang Imam.

Imam mengaku, dirinya dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola hasil patungan uang itu agar bisa membeli bensin eceran. Namun sayangnya uang tersebut justru ngendap di pihak SPBU.

“Ini bukan sekadar rugi materi, tapi nama baik saya dipertaruhkan,” ujar Imam Yahya, Sabtu (31/05).

Imam menilai jika kondisi itu justru membuat kepercayaan masyarakat pada SPBU di wilayah utara (Pamekasan) makin buruk. Ketidakjelasan soal pembayaran utang justru menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan etika bisnis yang diterapkan oleh pengelola SPBU.

Hingga berita ini terbit, belum ada keterangan resmi dari Manajemen SPBU Bindang. Upaya konfirmasi yang dilakukan juga belum membuahkan hasil.

Respon Legislatif

Salah satu Anggota DPRD Pamekasan, Andi Suparto menyarankan agar ada itikad baik dari SPBU untuk segera merespon keluhan masyarakat.

Andi tak ingin kondisi demikian berlarut-larut, terlebih bila menyangkut hak warga dan Imam Yahya selaku pihak pemberi pinjaman yang dikhawatirkan nama baiknya tercemar.

“Manajemen yang lalai harus bertanggung jawab. Jangan sampai SPBU berubah menjadi tempat transaksi gelap yang merugikan rakyat kecil,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *