WecareJatim.com, Pamekasan – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam melantik dan mengambil sumpah 13 aparatur sipil negara (ASN) yang menempati posisi jabatan administrator dan jabatan pengawas di Peringgitan Dalam Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Rabu (5/12/2022).
Pelantikan terhadap 13 ASN tersebut dihadiri Sekretaris Daerah, Totok Hartono, Kepala Bappeda, Taufikurrahman, Kepala Badan Keuangan Daerah, Syahrul Munir, Kepala Inspektor, Mohammad Alwi, para asisten, dan jajaran pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan.
“Saya sampaikan selamat dan sukses bagi yang telah dilantik barusan, semoga dengan jabatan baru ini menjadi etos baru, semangat baru, komitmen baru, semuanya baru. Apalagi sekarang masih suasana tahun baru,” kata Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengawali sambutannya.
Bupati yang akrab disapa Mas Tamam tersebut mengungkapkan, pihaknya mereposisi jabatan pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 secara besar-besaran tidak ada sesuatu yang istimewa. Karena yang istimewa itu hanyalah kerja kreatif, inovatif, dan kerja cepat.
“Reposisi atau meletakkan sumber daya dari suatu tempat ke tempat yang lain itu tidak istimewa, tidak ada yang istimewa, biasa-biasa saja. Yang istimewa itu adalah kerja kita yang sekaligus kita pertanggungjawabkan kepada pimpinan, kepada kita, dan kepada rakyat,” tandasnya.
Dia mewanti-wanti para ASN agar tidak merasa lebih terhormat atas jabatan barunya. Sebab, tidak ada yang lebih terhormat dalam struktur organisasi pemerintahan, baik pimpinan ataupun ASN yang hanya menempati posisi staf. Karena, yang membuat terhormat adalah komitmen dan konsistensi.
“Jadi bupati, kalau tidak berjuang sungguh-sungguh ya tidak terhormat. Bahkan ketika nanti pulang ke dzat yang maha rahim hisabnya lebih besar ketimbang yang lain. Kenapa lebih besar? Karena tanggungjawabnya lebih berat,” ucapnya.
Bupati dengan sederet prestasi ini menambahkan, para ASN harus mempunyai komitmen kuat untuk membangun bangsa dan negara sesuai dengan tugasnya masing-masing. Seperti memberikan pelayanan maksimal kepada rakyat, mempermudah rakyat, serta mempercepat, bukan justru memperlambat.
“Jadi, yang posisinya naik jangan sampai merasa luar biasa, yang bergeser juga demikian, biasa-biasa saja,” tegas politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Tokoh muda yang masuk bursa layak memimpin Jawa Timur tersebut mengungkapkan, para ASN juga harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman di era industri 4.0. karena perkembangan ini menuntut kerja aparatur bekerja cepat.
“Kenapa kecepatan itu penting, karena eranya sudah menghendaki kecepatan, zamannya sudah berubah. Ketika kita dihadapkan dengan era kecepatan seperti ini, kadang-kadang kita gugup, karena kita gugup akhirnya kita menggunakan cara lama karena dianggap lebih aman,” ungkapnya.
Tokoh muda Nahdlatul Ulama ini memungkasi, kecepatan awalnya tidak menjadi syarat utama majunya dalam sistem kemajuan pemerintahan. Namun, seiring berkembangan zaman, maka kecepatan menjadi syarat kemajuan suatu daerah.
“Sekarang, siapa yang tidak cepat, dia akan ditinggalkan. Karenanya pemerintah yang maju itu, yaitu pemerintahan yang cepat, pemerintaham yang mau melakukan akselerasi. Karena negara telah membayar gaji kepada kita semua, lantas apa yang mau kita berikan kepada negara,” pungkasnya.