Wecarejatim.com, Jombang – Pesantren Tebuireng Jombang berkomitmen menciptakan lingkungan ramah anak bagi santrinya. Sistem pembinaan santri didesain untuk mendukung tumbuh kembang mental, fisik, dan spiritual mereka.
Wakil Ketua Pesantren Tebuireng, Ustadz Machmud, menyatakan bahwa pembelajaran interaktif berbasis nilai kemanusiaan diterapkan. “Kebijakan ramah anak di sini dimulai sejak KH Salahuddin Wahid memimpin,” ujarnya pada Senin (4/11/2024).
KH Salahuddin Wahid merombak sistem pengasuhan dan meningkatkan SDM untuk melindungi santri dari kekerasan. Setiap kamar santri kini didampingi orang tua asuh guna menjaga kesejahteraan mereka.
“Di Pesantren Tebuireng 2, bahkan setiap kamar memiliki dua pembina,” tambahnya. Para pendamping ini menerima pelatihan khusus dari tenaga internal dan narasumber luar.
Fasilitas pesantren juga diperbarui untuk kenyamanan santri. Mulai dari kamar tidur, masjid, hingga makanan, semua ditingkatkan di bawah bimbingan KH Salahuddin Wahid.
Pesantren Tebuireng bekerja sama dengan Fakultas Psikologi UIN Malang untuk meningkatkan kualitas SDM. “Kami juga sering berkomunikasi dengan pihak-pihak di Jombang guna mewujudkan pesantren ramah anak,” jelas Ustadz Machmud.
Sistem pengasuhan di pesantren kini semakin tertata. Pengurus pesantren wajib menjalani pelatihan intensif dari ahli pendidikan dan psikologi.
Calon pengurus juga dibina oleh tim khusus Rindam V Brawijaya selama 24 jam untuk meningkatkan disiplin. Hal ini diharapkan mendukung pembentukan lingkungan yang lebih aman dan bersih di Pesantren Tebuireng.
Pesantren Tebuireng berharap kebijakan ramah anak ini dapat terus berjalan. Dengan berbagai upaya peningkatan kualitas, mereka bertekad menjadi pesantren yang menjaga kesejahteraan santrinya.