Wecarejatim.com, Bangkalan – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah menggelar murah minyak goreng di halaman UPT BAPENDA Bangkalan, Jawa Timur pada Senin (29/2/2022).
Pasar murah minyak goreng tersebut dilakukan sebagai upaya respon Pemerintah Provinsi Jawa Timur lantaran adanya kelangkaan minyak goreng di sejumlah daerah termasuk di Kabupaten Bangkalan. Dalam kesempatan itu Khofifah menyerahkan bantuan zakat ultra produktif untuk pelaku usaha.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansah menyampaikan tentang kebijakan pemerintah per 1 Februari yaitu harga eceren tertinggi (HET) untuk kemasan premium harganya 14.000 per liter, kemasan sederhana 13.500 per liter, curah harganya 11.500 per liter.
Namun kebijakan tersebut justru tidak efektif. Suplai minyak di sejumlah daerah tidak maksimal alias tidak bisa dipenuhi. “Kebutuhan di Jawa Timur per bulan adalah 59.000 Ton. Yang di produksi untuk Jawa Timur, bukan yang di produksi di Jawa Timur,” kata dia.
Menurut Khofifah, seharusnya kelangkaan minyak goreng di Jawa Timur tidak terjadi, sebab kata dia produksi pabrik minyak goreng untuk Jawa Timur setiap bulannya mencapai 63.000 ton perbulan. Sementara kebutuhan minyak goreng di Jawa Timur kurang lebih 59.000 ton perbulannya. “Seharusnya, kita perbulannya surplus, bukan malah langka,”papar dia.
Untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng, Pemprov Jatim bersama Pangdam, Kapolda dan pihak berwenang lain sudah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah pabrik dan gudang penyimpanan minyak goreng. Pemprov tidak menemukan masalah, karena pasokan dari pabrik tetap normal seperti biasanya.
“Pasokan dari pabrik tetap, tapi di lapangan masih kurang, saya jug sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan karena ini juga berkaitan dengan subsidi pemerintah untuk minyak goreng ini,”jelas dia.
Tidak hanya mengelar pasar murah, Gubernur Khofifah juga menyalurkan bantuan zakat ultra produktif pada pelaku usaha ultra mikro.
Sementara salah seorang warga Bangkalan, Marni merasa senang atas program pasar murah tersebut. Sebab ia sebelumnya sangat kesulitan mendapatkan minyak goreng. Meski ada, harga minyak goreng di pasar harga diatas HET.
“Jhek bede’eh Ben Minggu kan nyaman Lok ruwet” ucap dia dalam bahasa Madura yang Artinya. Seandainya ada setiap minggu kan enak nggak pusing. (Fauzan)